Jumat, 06 Maret 2015

SISTEM KOMPUTER


3.1.    Memahami sistem bilangan (Desimal, Biner, Oktal, Heksadesimal)


Sistem Bilangan atau Number System adalah Suatu cara untuk mewakili besaran dari suatu item fisik.
Sistem Bilangan menggunakan suatu bilangan dasar atau basis (base / radix) yang tertentu. Dalam hubungannya dengan komputer, ada 4 Jenis Sistem Bilangan yang dikenal yaitu: 
1.    Desimal (Basis 10)
Desimal (Basis 10) adalah Sistem Bilangan yang paling umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Sistem bilangan desimal menggunakan basis 10 dan menggunakan 10 macam simbol bilangan yaitu : 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8 dan 9. Sistem bilangan desimal dapat berupa integer desimal (decimal integer) dan dapat juga berupa pecahan desimal (decimal fraction).
Untuk melihat nilai bilangan desimal dapat digunakan perhitungan seperti berikut, misalkan contoh bilangan desimal adalah 8598. Ini dapat diartikan :


Dalam gambar diatas disebutkan Absolut Value dan Position Value. Setiap simbol dalam sistem bilangan desimal memiliki Absolut Value dan Position Value. Absolut value adalah Nilai Mutlak dari masing-masing digit bilangan. Sedangkan Position Value adalah Nilai Penimbang atau bobot dari masing-masing digit bilangan tergantung dari letak posisinya, yaitu bernilai basis di pangkatkan dengan urutan posisinya. Untuk lebih jelasnya perhatikan tabel dibawah ini.


Dengan begitu maka bilangan desimal 8598 bisa diartikan sebagai berikut :


Sistem bilangan desimal juga bisa berupa pecahan desimal (decimal fraction), misalnya : 183,75 yang dapat diartikan :

Latihan 1 :
1.    Sebutkan arti dari bilangan integer desimal di bawah ini :
a.    76878                       c.  234567                               e.  25467
b.    3453                         d.  234

2.    Sebutkan arti dari bilangan pecahan desimal di bawah ini :
a.    234,567                    c.  2345,45                              e.  23456,64
b.    34,787                      d.  324,4356



2.    Biner (Basis 2)
Biner (Basis 2) adalah Sistem Bilangan yang terdiri dari 2 simbol yaitu 0 dan 1. Bilangan Biner ini di populerkan oleh John Von Neumann. Contoh Bilangan Biner 1001, Ini dapat di artikan (Di konversi ke sistem bilangan desimal) menjadi sebagai berikut :
Position Value dalam sistem Bilangan Biner merupakan perpangkatan dari nilai 2 (basis), seperti pada tabel berikut ini :


Berarti, Bilangan Biner 1001 perhitungannya adalah sebagai berikut :

Latihan 2 :
Konversikan Bilangan Biner di bawah ini ke Bilangan Desimal :
1.  10101                3.  10001                  5.  10011                7.  11111                       9.    000011
2.  10010001          4.  110011                6.  11011                8.  11000011                 10.  1110000


3.    Oktal (Basis 8)
Oktal (Basis 8) adalah Sistem Bilangan yang terdiri atas 8 Simbol yaitu 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7. Contoh Oktal 1022, Ini dapat di artikan (Di konversikan ke sistem bilangan desimal) menjadi sebagai berikut :
Position Value dalam Sistem Bilangan Oktal merupakan perpangkatan dari nilai 8 (basis), seperti pada tabel berikut ini :

Berarti, Bilangan Oktal 1022 perhitungannya adalah sebagai berikut :


Latihan 3 :
Konversikan Bilangan Oktal di bawah ini ke Bilangan Desimal :
1. 345                    3.  213                      5.  1203                  7.  123                           9.    2043
2.  5342                  4.  1033                    6.  1054                  8.  201                           10.  1304


4.    Hexadesimal (Basis 16)
Hexadesimal (Basis 16), berasal dari kata Hexa yang artinya 6 dan Desimal yang artinya 10. Jadi, hexadecimal adalah Sistem Bilangan yang terdiri dari 16 simbol yaitu 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, A(10), B(11), C(12), D(13), E(14), F(15). Pada Sistem Bilangan Hexadesimal memadukan 2 unsur yaitu angka dan huruf.
Contoh Hexadesimal F3DA, Ini dapat di artikan (Di konversikan ke sistem bilangan desimal) menjadi sebagai berikut :
Position Value dalam Sistem Bilangan Hexadesimal merupakan perpangkatan dari nilai 16 (basis), seperti pada tabel berikut ini :


Berarti, Bilangan Hexadesimal F3DA perhitungannya adalah sebagai berikut :


Latihan 4 :
Konversikan Bilangan Oktal di bawah ini ke Bilangan Desimal :
1. F4A                   3.  2F3                      5.  1AD3                7.  1A3                          9.    2D43
2.  D3C2                4.  1A33                   6.  E05A                 8.  2C1                          10.  13F4




Latihan 5 :

1. Konversikan nilai desimal berikut ini menjadi bilangan biner!
a. 810                       : ____________________
b. 15010                  : ____________________
c. 92,1210                : ____________________
2. Konversikan nilai desimal berikut ini menjadi bilangan oktal!
a. 1810                     : ____________________
b. 30010                  : ____________________
c. 15,1210                : ____________________
3. Konversikan nilai desimal berikut ini menjadi bilangan heksadesimal!
a. 8010                     : ____________________
b. 25010                  : ____________________
c. 0,1210                  : ____________________
4. Berilah tanda ceklist (Ö) pada kolom Benar (B) atau Salah (S)

No
Pernyataan
B
S
1
64(10) = 100000(2)


2
12(10) = 41(8)


3
202(10) = CA(16)


4
15(10) = F(8)


5
172(10) = 1010 1100(2)








3.2.    Memahami relasi logik dan fungsi gerbang dasar (AND, OR, NOT, NAND, EXOR)

Gerbang Logika

Komputer tidak mengenal huruf atau bilangan, bahkan tidak mengenal nilai 0 atau 1 sekalipun. Itulah mengapa komputer diistilahkan mesin bodoh (the dumb machine). Komputer hanya mengenal aliran listrik voltase tinggi atau rendah (biasanya 5 Volt dan 0 Volt). Rangkaian listrik dirancang untuk memanipulasi pulsa tinggi dan rendah ini agar dapat memberikan arti. Voltase tinggi dapat dianggap mewakili angka 1 dan voltase rendah mewakili angka 0. Kemampuan komputer yang terbatas ini dikelola sehingga dapat digunakan untuk merepresentasikan data maupun instruksi.

A.      Pengertian
Kemampuan komputer untuk membedakan nilai 0 dan 1 berdasarkan tegangan listrik dapat digunakan untuk membentuk fungsi lain dengan mengkombinasikan berbagai sinyal logika yang berbeda untuk menghasilkan suatu rangkaian yang memiliki logika proses tersendiri. Rangkaian sederhana yang memproses sinyal masukan dan menghasilkan sinyal keluaran dari logika tertentu disebut gerbang logika (logic gate).
Gerbang Logika merupakan diagram blok simbol rangkaian digital yang memproses sinyal masukan menjadi sinyal keluaran dengan prilaku tertentu. Terdapat tiga tipe dasar gerbang logika : AND, OR, NOT. Masing-masing gerbang dasar ini dapat dikombinasikan satu dengan yang lainnya membentuk gerbang turunan, yaitu : NAND (NOT AND), NOR (NOT OR), XOR (EXCLUSIVE OR) dan XNOR (EXCLUSIVE NOT OR). Masing-masing gerbang memiliki perilaku logika proses yang berbeda. Perbedaan ini dapat ditunjukkan dengan kombinasi keluaran yang digambarkan dalam tabel kebenaran (truth table).
Tabel kebenaran menunjukkan fungsi gerbang logika yang berisi kombinasi masukan dan keluaran. Dalam tabel kebenaran ditunjukkan hasil keluaran setiap kombinasi yang mungkin dari sinyal masukan pada gerbang logika. Gerbang logika dapat dikombinasikan satu dengan yang lainnya membentuk rangkaian yang lebih besar dengan fungsi baru. Beberapa kombinasi gerbang logika yang mempunyai fungsi baru adalah rangkaian penjumlahan bilangan biner (adder), komponen dasar memori (flip-flop), multiplekser (MUX), decoder (decoder), penggeser (shipter), pencacah (counter), dan lain-lain. Gerbang logika secara fisik dibangun menggunakan diode dan transistor, dapat juga  dibangun dengan menggunakan elemen elektromagnetik, relay atau switch.

1.    Logika Aljabar
Mengapa gerbang transistor yang kita gunakan untuk mengubah sinyal masukan menjadi sinyal keluaran dinamakan gerbang logika ? Pertanyaan ini bisa kita jelaskan dengan melihat karakteristik proses gerbang yang mengikuti aturan Aljabar Boolean. Aljabar Boolean bekerja berdasarkan prinsip Benar (TRUE) – Salah (FALSE) yang bisa dinyatakan dengan nilai 1 untuk TRUE dan 0 untuk kondisi False.
Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam rangkaian digital adalah penyederhanaan rangkaian. Semakin sederhana rangkaian semakin baik. Ekspresi yang komplek dapat dibuat s esederhana mungkin tanpa mengubah perilakunya. Ekspresi yang lebih sederhana dapat diimplementasikan dengan rangkaian yang lebih sederhana dan kecil dengan mengurangi gerbang-gerbang yang tidak perlu, mengurangi catu daya dan ruang untuk gerbang tersebut. Perusahaan pembuat chip akan menghemat banyak biaya dengan penyederhanaan rangkaian digital.
George Boole pada tahun 1854 mengenalkan perangkat untuk menyederhanakan rangkaian yang kita kenal hari ini yaitu Aljabar Boolean (Boolean Algebra). Aturan dalam Aljabar Boolean sederhana dan dapat diimplementasikan pada berbagai ekspresi logika.
Aturan Aljabar Boolean
Operasi AND ( . )
Operasi OR ( + )
Operasi NOT ( ‘ )
0 . 0 = 0
1 . 0 = 0
0 . 1 = 0
1 . 1 = 1
A . 0 = 0
A . 1 = A
A . A = A
A . A’ = 0
0 + 0 = 0
1 + 0 = 1
0 + 1 = 1
1 + 1 = 1
A + 0 = A
A + 1 = 1
A + A = A
A + A’ = 1
0’ = 1   1’ = 0   A” = A







Hukum Asosiatif (Assosiative Law)
(A . B) . C = A . (B . C) = A . B . C
(A + B) + C = A + (B + C) = A + B + C


Hukum Distributif (Distributive Law)
A . (B + C) = (A . B) + (A . C)
A + (B . C) = (A + B) + (A + C)

Hukum Komunikatif (Communicat ive Law)
A . B = B . A
A + B = B + A

Aturan Prioritas (Precedence)
AB = A . B
A . B + C = (A . B) + C
A + B . C = A + (B . C)

Teorema de’Morgan
(A . B)’ = A’ + B’ (NAND)
(A + B)’ = A’ . B’

2.    Simbol
Simbol digunakan untuk menggambarkan suatu gerbang logika. Terdapat dua jenis symbol standar yang sering digunakan untuk menggambarkan gerbang, yang didefinisikan oleh ANSI/IEEE Std 91-1984 dan suplemennya ANSI/IEEE Std 91a-1991. Simbol pertama menggambarkan masing-masing gerbang dengan bentuk yang khusus dan simbol yang kedua berbentuk segi empat. Simbol dengan bentuk utama segi empat untuk semua jenis gerbang, berdasarkan standar IEC (International Electronical Commission) 60617-12.

B.       Macam-Macam Gerbang Logika
1.    Gerbang Dasar
a.    AND
Gerbang AND adalah rangkaian elektronik yang mengeluarkan nilai voltase tinggi ( 1 ) jika semua inputnya bernilai 1. Tanda titik ( . ) digunakan untuk menunjukkan operasi AND.
Contoh : Y = A . B = A AND B
Simbol

Konvensional
IEC
Gambar 2.1 : Simbol Gerbang AND

Tabel 2.1 : Tabel Kebenaran Gerbang AND
Masukan
Keluaran
A
B
Y = A AND B
0
1
0
1
0
0
1
1
0
0
0
1

b.   OR
Gerbang OR adalah rangkaian elektronik yang mengeluarkan nilai voltase tinggi ( 1 ) jika salah satu imput-nya bernilai 1. Tanda ( + ) digunakan untuk menunjukkan operasi OR.
Contoh : Y = A + B = A OR B

Konvensional
IEC
Gambar 2.2 : Simbol Gerbang OR

Tabel 2.2 : Tabel Kebenaran Gerbang OR
Masukan
Keluaran
A
B
Y = A OR B
0
1
0
1
0
0
1
1
0
1
1
1

c.    NOT
Gerbang NOT adalah rangkaian elektronik yang menghasilkan keluaran bernilai kebalikan dari nilai masukan. Dikenal juga sebagai inverter. Jika masukannya A maka keluarannya NOT A. Simbol yang menunjukkan operasi NOT adalah “NOT”, “ ‘ “ atau “­ ˉˉˉ ”.
Contoh : Y = A’ =  A = NOT A

Konvensional
IEC


Gambar 2.3 : Simbol Gerbang NOT

Tabel 2.3 : Tabel Kebenaran Gerbang NOT
Masukan
Keluaran
A
Y = NOT A
0
1
1
0

2.    Gerbang Turunan
a.    NAND (NOT AND)
Gerbang NAND adalah rangkaian elektronik yang menggabungkan gerbang AND diikuti gerbang NOT. Pada dasarnya gerbang NAND merupakan kebalikan dari gerbang AND. Lingkaran kecil pada sisi keluaran gerbang NAND menunjukkan logika inverse (NOT). Keluaran gerbang NAND adalah tinggi (1) jika salah satu masukannya bernilai 0.
Contoh : Y = A . B = A NAND B

Konvensional
IEC
Gambar 2.4 : Simbol Gerbang NAND

Tabel 2.4 : Tabel Kebenaran Gerbang NAND
Masukan
Keluaran
A
B
Y = A NAND B
0
1
0
1
0
0
1
1
1
1
1
0

b.   NOR
Gerbang NOR adalah rangkaian elektronik yang menggabungkan gerbang OR dan diikuti gerbang NOT. Pada dasarnya gerbang NOR merupakan kebalikan dari gerbang OR. Lingkaran kecil pada sisi keluaran gerbang NOR menunjukkan logika inverse (NOT). Keluaran gerbang NOR adalah rendah (0) jika salah satu masukannya bernilai 1.
Contoh : Y = A NOR B

Konvensional
IEC
Tabel 2.5 : Tabel Kebenaran Gerbang NOR

Tabel 2.5 : Tabel Kebenaran Gerbang NOR
Masukan
Keluaran
A
B
Y = A NOR B
0
1
0
1
0
0
1
1
1
0
0
0

c.    XOR
Gerbang XOR adalah rangkaian elektronik yang mengeluarkan nilai tinggi (1) jika salah satu, tapi tidak keduanya, masukannya bernilai 1. Keluaran gerbang XOR akan bernilai 1 jika masukannya berbeda. Simbol Å digunakan untuk menunjukkan operasi Exclusive  OR.
Contoh : Y = A Å B = A Exclusive  OR B.

Gerbang XOR adalah gabungan dari beberapa gerbang dasar. Logika proses gerbang XOR sebagai berikut : Y = A Å B = A’ . B A . B’

Konvensional
IEC



Tabel 2.6 : Tabel Kebenaran Gerbang XOR

Tabel 2.6 : Tabel Kebenaran Gerbang XOR
Masukan
Keluaran
A
B
Y = A XOR B
0
1
0
1
0
0
1
1
0
1
1
0

d.   XNOR
Gerbang XNOR adalah rangkaian elektronik yang mengeluarkan nilai rendah (0) jika salah satu, tapi tidak keduanya, masukannya bernilai 1. Gerbang XNOR merupakan kebalikan dari gerbang XOR. Nilai keluarannya akan sama dengan 1 jika nilai masukannya sama. Kebalikan dari gerbang XOR.
Contoh :

Gerbang XNOR adalah gabungan dari beberapa gerbang dasar. Logika proses gerbang XNOR adalah sebagai berikut :
Contoh :

Konvensional
IEC



Tabel 2.7 : Tabel Kebenaran Gerbang XNOR


Tabel 2.7 : Tabel Kebenaran Gerbang XNOR
Masukan
Keluaran
A
B
Y = A XNOR B
0
1
0
1
0
0
1
1
1
0
0
1

C.      Kombinasi Gerbang Logika
 bGerbang logika dapat dikombinasikan satu dengan yang lainnya untuk mendapatkan fungsi baru. Contoh :
1.    Kombinasi 2 Gerbang
Gambar 2.8 : Contoh Rangkaian Kombinasi 2 Gerbang

Rangkaian di atas merupakan kombinasikan antara gerbang NOT dengan AND. Kita dapat menyatakan bahwa Q = A AND (NOT B)

Tabel 2.8 : Tabel Kebenaran Gerbang XNOR
Masukan
Keluaran
A
B
Y = A XNOR B
0
1
0
1
0
0
1
1
0
0
1
0




2.    Kombinasi 3 Gerbang
Gambar 2.9 : Contoh Rangkaian Kombinasi 3 Gerbang

Rangkaian di atas merupakan kombinasikan antara gerbang NOR, AND dan OR. Kita dapat menyatakan bahwa
D = A NOR B
E = B AND C
Q = D NOR E = (A NOR B) NOR (B AND C)

Tabel 2.9 : Tabel Kebenaran Rangkaian Kombinasi 3 Gerbang
Masukan
Keluaran
A
B
A
D = A NOR B
Y = B AND C
Y = A XNOR B
0
0
0
0
1
1
1
1
0
0
1
1
0
0
1
1
0
1
0
1
0
1
0
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
1
0
0
0
1
0

Teorama DeMorgan (DeMorgan’s Theorm)
Teorema DeMorgan berguna untuk mengimplementasikan operasi gerbang dasar dengan gerbang alternatif. Secara mendasar Teorema DeMorgan menyatakan bahwa setiap ekspresi logika biner tidak akan berubah jika :
1.    Mengubah seluruh variable menjadi komplemennya
2.    Mengubah seluruh operasi AND menjadi OR
3.    Mengubah seluruh operasi OR menjadi AND
4.    Mengomplemenkan seluruh ekspresi
Komplemen dari suatu ekspresi dapat diubah dengan cara masing-masing variabelnya dikomplemen dan perubahan operasi AND dengan OR atau sebaliknya. Perubahan gerbang logika untuk mengekspresikan suatu logika proses dapat dilakukan dengan menggunakan Teorema DeMorgan di atas :
Gambar 2.10 : Penerapan Teorema DeMorgan pada rangkaian





D.      Gerbang Logika Dalam Chip
Gambar 2.11 : Chip 7400
Gerbang logika dibuat pabrik dalam chipset. Biasanya dalam satu chip terdiri dari beberapa buah gerbang logika.

Chip 7400 mengandung gerbang NAND dengan tambahan jalur catu daya (+5 Volt) dan satu ground.






Pembahasan:

1.    Gerbang Logika
·         Komputer tidak mengenal huruf atau bilangan, bahkan tidak mengenal nilai 0 atau 1 sekalipun. Itulah mengapa komputer diistilahkan mesin bodoh (the dumb machine).
·         Komputer hanya mengenal aliran listrik voltase tinggi atau rendah (biasanya 5 Volt dan 0 Volt).
·         Rangkaian listrik dirancang untuk memanipulasi pulsa tinggi dan rendah ini agar dapat memberikan arti.
·         Voltase tinggi dapat dianggap mewakili angka 1 dan voltase rendah mewakili angka 0.
·         Kemampuan komputer yang terbatas ini dikelola sehingga dapat digunakan untuk merepresentasikan data maupun instruksi.

2.    Pengertian Gerbang Logika
Kemampuan komputer untuk membedakan nilai 0 dan 1 berdasarkan tegangan listrik dapat digunakan untuk membentuk fungsi lain dengan mengkombinasikan berbagai sinyal logika yang berbeda untuk menghasilkan suatu rangkaian yang memiliki logika proses tersendiri.
Rangkaian sederhana yang memproses sinyal masukan dan menghasilkan sinyal keluaran dari logika tertentu disebut gerbang logika (logic gate).
Gerbang Logika merupakan diagram blok simbol rangkaian digital yang memproses sinyal masukan menjadi sinyal keluaran dengan prilaku tertentu.

3.    Tipe Gerbang Logika Dasar
Terdapat tiga tipe dasar gerbang logika : AND, OR, NOT. Masing-masing gerbang dasar ini dapat dikombinasikan satu dengan yang lainnya membentuk gerbang turunan, yaitu : NAND (NOT AND), NOR (NOT OR), XOR (EXCLUSIVE OR) dan XNOR (EXCLUSIVE NOT OR).
Masing-masing gerbang memiliki perilaku logika proses yang berbeda. Perbedaan ini dapat ditunjukkan dengan kombinasi keluaran yang digambarkan dalam tabel kebenaran (truth table).

4.    Tabel Kebenaran
Tabel kebenaran menunjukkan fungsi gerbang logika yang berisi kombinasi masukan dan keluaran. Dalam tabel kebenaran ditunjukkan hasil keluaran setiap kombinasi yang mungkin dari sinyal masukan pada gerbang logika. Gerbang logika dapat dikombinasikan satu dengan yang lainnya membentuk rangkaian yang lebih besar dengan fungsi baru.

a.      Gerbang Logika AND
Gerbang AND adalah rangkaian elektronik yang mengeluarkan nilai voltase tinggi ( 1 ) jika semua inputnya bernilai 1. Tanda titik ( . ) digunakan untuk menunjukkan operasi AND.

Simbol

Tabel Kebenaran Gerbang AND

A
B
Y
0
0
A . B = Y
1
1
0
1
0
1




b.      Gerbang Logika OR
Gerbang OR adalah rangkaian elektronik yang mengeluarkan nilai voltase tinggi ( 1 ) jika salah satu imput-nya bernilai 1. Tanda ( + ) digunakan untuk menunjukkan operasi OR.

Simbol

Tabel Kebenaran Gerbang OR
A
B
Y
0
0
A + B = Y
1
1
0
1
0
1


c.       Gerbang Logika NOT
Gerbang NOT adalah rangkaian elektronik yang menghasilkan keluaran bernilai kebalikan dari nilai masukan. Dikenal juga sebagai inverter. Jika masukannya A maka keluarannya NOT A. Simbol yang menunjukkan operasi NOT adalah “NOT”, “ ‘ “ atau “­ ˉˉˉ ”.

Simbol

Tabel Kebenaran Gerbang NOT
A
B
Y
0
NOT A = Y
1
1
0


d.      Gerbang Logika NAND dan NOR
Gerbang NAND adalah rangkaian elektronik yang menggabungkan gerbang AND diikuti gerbang NOT. Pada dasarnya gerbang NAND merupakan kebalikan dari gerbang AND. Lingkaran kecil pada sisi keluaran gerbang NAND menunjukkan logika inverse (NOT).
Keluaran gerbang NAND adalah tinggi (1) jika salah satu masukannya bernilai 0. Contoh : Y = A . B = A NAND B

Simbol

e.       Gerbang NOR (NOT OR)
Gerbang NOR adalah rangkaian elektronik yang menggabungkan gerbang OR dan diikuti gerbang NOT. Pada dasarnya gerbang NOR merupakan kebalikan dari gerbang OR. Lingkaran kecil pada sisi keluaran gerbang NOR menunjukkan logika inverse (NOT).
Keluaran gerbang NOR adalah rendah (0) jika salah satu masukannya bernilai 1. Contoh : Y = A NOR B




Simbol

Soal
1.    Tentukan tabel kebenaran dari rangkaian gerbang AND dibawah ini.

A
B
X
C
Y
0
0
0
0
1
1
1
1
0
0
1
1
0
0
1
1
0
1
0
1
0
1
0
1

2.    Tentukan tabel kebenaran dari rangkaian gerbang OR dibawah ini.
A
B
X
C
Y
0
0
0
0
1
1
1
1
0
0
1
1
0
0
1
1
...
0
1
0
1
0
1
0
1
...

3.    Tentukan tabel kebenaran dari rangkaian gerbang OR dan AND dibawah ini.
A
B
X
C
Y
0
0
0
0
1
1
1
1
0
0
1
1
0
0
1
1
...
0
1
0
1
0
1
0
1
...

4.    Tentukan tabel kebenaran dari rangkaian gerbang OR, AND dan NOT dibawah ini.
A
B
X
C
Z
Y
0
0
0
0
1
1
1
1
0
0
1
1
0
0
1
1
...
0
1
0
1
0
1
0
1
...
...




5.    Buatlah tabel kebenaran dari rangkaian NAND dibawah ini:


6.    Buatlah tabel kebenaran dari rangkaian NOR dibawah ini:


7.    Buatlah tabel kebenaran dari rangkaian dibawah ini:






3.3.    Memahami operasi Aritmatik

Operasi Aritmatika

Rangkaian aritmatika merupakan konsep dasar yang melandasi pemrosesan logika dan aritmatika di sistem komputer modern. Pada artikel ini dijelaskan bagaimana realisasi penjumlah binary di dalam konsep aritmatika biner diimplementasikan dalam rangkaian digital.

A.      ALU
Merupakan bagian dari CPU yang membentuk Operasi Operasi aritmatika dan logika terhadap data. Proses yang terdapat di ALU adalah
·       CPU membawa data Ke ALU untuk Diproses
·       CPU mengambil lagi hasil proses dari ALU

B.       Mengapa Belajar Aritmatika Komputer ?
·       Mengerti bagian bagian ALU
·       Memahami representasi Integer dan floating point
·       Memahami operasi Penambahan , Pengurangan , Perkalian , dan Pembagian dengan representasi Integer

C.      Kode Biner
·       Data huruf akan dirubah dalam bentuk ASCII
·       Kemudian dari bentuk ASCII diubah dalam bentuk biner
·       Data gambar merupakan kumpulan dari angka angka yang merupakan perwakilan dari warna masing masing titik /pixel , dan angka tersebut akan dirubah dalam bentuk biner
·       Semua data dipresentasikan dalam bentuk 1 dan 0

D.      Proses dikodekan dalam biner
·       Sebagian besar operasi yang ada di dalam suatu proses komputer adalah Operasi Aritmatik
·       Operasi aritmatika apa saja ?
·       Penambahan
·       Pengurangan
·       Perkalian
·       Pembagian

E.       Data yang bagaimana yang dioperasikan ?
·       Adalah data yang berupa data angka
·       Data angka digolongkan menjadi
·        data bilangan bulat / integer
·        data bilangan pecahan / float   

F.       Representasi Proses
·       Register Adalah tempat Penyimpanan data sementara dalam CPU selama proses eksekusi. Apabila  terjadi proses eksekusi data dalam register dikirim ke ALU untuk diproses , hasil eksekusinya nanti akan diletakan kembali ke Register
·       Unit kontrol akan menghasilkan Sinyal yang akan mengontrol  operasi ALU , dan pemindahan data dari dan ke ALU
·       Flag diset oleh ALU sebagai hasil dari suatu Operasi ALU




G.      Ada alasan mendasar kenapa bilangan biner dipilih sebagai mekanisme representasi data  di dalam Komputer, ialah :
·       Komputer secara elektronika hanya mampu membaca dua kondisi sinyal , yaitu
·       Ada sinyal atau ada tegangan
·       Tidak ada sinyal dan tidak ada arus listrik yang mengalir
·       Dua kondisi tersebut digunakan untuk merepresentasikan  bilangan di kode biner
·       Level tinggi (ada tegangan) sebagai representasi bilangan 1
·       Level rendah (tidak ada arus) sebagai representasi bilangan 0

H.      Representasi Integer oleh Biner
1.    Representasi Unsigned Integer
Untuk Keperluan penyimpanan dan pengolahan Komputer diperlukan bilangan biner yang terdiri atas angka 1 dan 0.
Suatu word 8 bit digunakan untuk menyatakan bilangan desimal 0 hingga 255.
Contoh
0000 0000   = 0
0000 0001   =  1
1000 0001   = 128
1111 1111   = 255
Kelemahannya adalah
·      Hanya dapat menyatakan bilangan positif saja
·      Sistem ini tidak bisa digunakan untuk menyatakan bilaingan integer negatif

2.    Representasi nilai tanda (sign magnitude)
Berangkat dari kelemahan metode unsigned integer dikembangkan beberapa konvensi untuk menyatakan nilai integer  negative.
Contoh :
0 001 0101        = +21
1 001 0101        = - 21
0 111 1111        = +127
1 111 1111        = - 128
Kelemahahnnya adalah :
·      Masalah Pada Operasi Aritmatika penjumlahan dan pengurangan yang memerlukan pertimbangan tanda maupun nilai bilangan.
Adanya representasi ganda pada bilangan 0
·      0 000 0000 = 0
·      1 000 0000 = 0

3.    Representasi Komplemen dua (two’s complement)
Merupakan perbaikan dari metode nilai tanda yang memiliki kekurangan pada operasi penjumlahan dan pengurangan , serta representasi bilangan nol
Sistem bilangan dalam komplemen dua menggunakan bit paling berarti (paling kiri) sebagai bit tanda dan sisanya sebagai bit nilai seperti pada metode nilai tanda, tetapi mempunyai perbedaan  untuk representasi  bilangan negatifnya.

APA PERBEDAANNYA ?
Bilangan negatif  dalam metode komplemen dua dibentuk dari komplemen  satu dari bilangan biner semual (yang bertanda positif ) menambahkan 1 pada LSB nya diperolehlah bilangan negatifnya
Contoh :
+21                                                                          = 0001 0101
Bilangan negatifnya dibentuk dengan cara :
+21                                                                          = 0001 0101
Dibalik menjadi                                                       = 1110 1010
Ditambahkan dengan 1  pada LSB              -------------------------------- + 1
Menjadi                                                                   = 1110 1011 = - 21



Sebagai perbandingan lihatlah tabel berikut ini :

Desimal
Nilai Tanda
Komplemen dua Dua
Bias
+7
0111
0111
1111
+6
0110
0110
1110
+5
0101
0101
1101
+4
0100
0100
1100
+3
0011
0011
1011
+2
0010
0010
1010
+1
0001
0001
1001
+0
0000
0000
1000
-0
1000
-
-
-1
1001
1111
0111
-2
1010
1110
0110
-3
1011
1101
0101
-4
1100
1100
0100
-5
1101
1011
0011
-6
1110
1010
0010
-7
1111
1001
0001
-8
-
1000
0000

I.         Operasi Operasi pada Aritmatika (Representasi Komplemen dua)
1.    Penjumlahan Biner
Contoh Penjumlahan Biner dengan operand lebih dari 1 bit
2.    Pengurangan Biner
Proses pengurangan dapat digunakan dengan metode yang sama pada mesin penambahan , yaitu dengan mengansumsikan bahwa :
A – B = A+ (-B)

3.    Perkalian Biner dan
·      Perkalian meliputi pembentukan produk produk parsial dan untuk memperoleh hasil akhir dengan menjumlahkan produk produk parsial
·      Definisi produk parsial adalah multiplier bit sama dengan 0 , maka produk parsialnya adalah 0, bila multiplier bit sama dengan satu maka produk parsial sama dengan multplikan
·      Terjadi penggeseran produk parsial satu bit ke kiri dari produk parsial sebelumnya
·      Perkalian dua buah integer n-bit akan menghasilkan bentuk produk yang panjangnya  sampai dengan 2n-bit



Heuristic Methode

4.    Pembagian Biner
·      Pembagian pada unsigned binary sama halnya seperti pada sistem pembagian di desimal
·      Istilah dalam pembagian ?
·      Devidend adalah bilangan yang dibagi
·      Divisor adalah bilangan pembagi
·      Quotient adalah hasil pembagian
·      Remainders adalah sisa pembagian ,
·      Partial remainders adalah sisa pembagian parsial
Silahkan lihat contoh berikut ini




3.4.    Memahami Arithmatic Logic Unit (Half-Full Adder, Ripple Carry Adder)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar